Sebuah pemasok makanan besar di Jepang telah menarik kembali lebih dari 100.000 bungkus roti putih irisan merek populer setelah ditemukan bagian tikus di dalam beberapa roti.

Kekhawatiran terbaru ini menambah serangkaian skandal keamanan pangan yang melanda negara dengan perekonomian terbesar kedua di Asia, yang memiliki reputasi lama atas keandalan ekspor pangannya.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, Pasco Shikishima Corporation mengatakan pihaknya sedang menyelidiki bagaimana bagian dari “hewan kecil” bisa masuk ke dalam dua bungkus roti yang diiris, dan menambahkan bahwa sejauh ini tidak ada seorang pun yang jatuh sakit setelah mengonsumsi produk tersebut.

Mereka kemudian mengkonfirmasi kepada CNN bahwa sisa-sisa itu adalah milik seekor tikus.

Mereka ditemukan dalam sekumpulan roti putih “chojuku” – atau roti super fermentasi, yang dikenal karena teksturnya yang ekstra kenyal – diproduksi oleh sebuah pabrik yang berbasis di prefektur Tokyo bagian barat, menurut perusahaan tersebut.

“Kami akan menarik kembali produk-produk di bawah ini yang diproduksi di pabrik yang sama dan sementara menghentikan produksi tersebut untuk menentukan penyebabnya dan menerapkan tindakan penanggulangan,” katanya dalam pernyataan, seraya menambahkan bahwa penarikan tersebut melibatkan sekitar 104.000 bungkus.

“Kami mengucapkan terima kasih yang tulus atas pilihan luar biasa Anda terhadap produk kami,” katanya.

Produk yang ditarik kembali tidak dijual di luar negeri, kata juru bicara perusahaan kepada CNN.

Roti putih adalah makanan pokok bagi banyak orang Jepang ketika mereka ingin menyantap makanan ala Barat, atau “yoshoku”, sebagai alternatif makanan tradisional Jepang.

Foto yang diambil dari helikopter Kyodo News pada 25 Desember 2023, menunjukkan pabrik Daihatsu Motor Co. di Oyamazaki di Prefektur Kyoto, Jepang barat. Unit mobil kecil Toyota Motor Corp. mengatakan pada hari yang sama bahwa mereka akan menghentikan produksi di semua pabrik dalam negeri hingga setidaknya akhir Januari karena skandal pengujian keselamatan.

Penarikan kembali ini bukan satu-satunya krisis pangan yang melanda Jepang dalam beberapa tahun terakhir.

Pada bulan Maret, otoritas kesehatan Jepang memerintahkan penarikan tiga suplemen makanan yang diproduksi oleh Kobayashi Pharmaceutical, pembuat obat besar, menyusul kematian beberapa penggunanya. Lebih dari 100 orang lainnya dirawat di rumah sakit.

Agustus lalu, pemasok makanan Warabeya Nichiyo mengungkapkan dua contoh kecoak ditemukan di dalam bola nasi yang dijual di toko serba ada 7-Eleven di Saitama, utara Tokyo, menurut Reuters.

Beberapa jaringan restoran cepat saji yang menjual semangkuk nasi daging sapi dan sushi yang terkenal di negara ini juga menjadi sasaran apa yang disebut sebagai “terorisme makanan” yang dilakukan oleh orang-orang yang menjilat botol kecap bersama atau memakan jahe bersama dengan sumpit bekas.

Penarikan kembali Pasco telah menarik banyak komentar di media sosial dari pelanggan yang bingung antara kecintaan mereka terhadap produk perusahaan dan keterkejutan atas penemuan tersebut.

Salah satu pelanggan yang terkena dampak menulis di X: “Saya sedang berpikir apakah saya harus memasukkannya ke dalam freezer untuk tanggal kedaluwarsa ketika saya mendapat berita… Saya dulu paling suka chojuku.”

Beberapa orang melontarkan sindiran kepada perusahaan tersebut dengan merujuk pada iklan roti tersebut.

Iklan berdurasi 15 detik tersebut, yang dirilis beberapa bulan lalu, menampilkan sebuah keluarga yang dengan gembira menyatakan kecintaan mereka terhadap roti panggang yang enak sebagai sarapan, disertai dengan suara yang mengatakan: “Kami tidak memasukkan apa pun yang tidak perlu ke dalamnya.”

“⁠Saya suka roti chojuku. Aman dan tidak mengandung bahan-bahan yang tidak perlu. Saya juga menggunakannya untuk makanan bayi anak saya,” tulis orang lain di X.

“Saya yakin rasanya juga enak untuk hewan kecil,” kata pengguna tersebut.