Lebih dari 80% Rumah Tangga di Jepang Merasakan Dampak Kenaikan Harga
10 Oct 2025 - oleh : KarirJepang.id
10 Oct 2025 - oleh : KarirJepang.id
Sekitar 80% rumah tangga di Jepang mengaku telah merasakan dampak kenaikan harga terhadap anggaran keluarga mereka, menurut hasil survei yang dilakukan oleh Sumitomo Life Insurance pada awal September, dan diumumkan pada hari Kamis.
Survei daring yang melibatkan 5.484 responden berusia 20 hingga 60 tahun dari seluruh Jepang — semuanya bekerja sebagai karyawan tetap — menunjukkan bahwa 82,9% menyatakan anggaran rumah tangga mereka terdampak inflasi. Angka ini meningkat dari 78,9% pada survei tahun sebelumnya.
Dari kelompok yang terdampak inflasi, 91,3% mengatakan bahwa kenaikan harga telah memengaruhi pengeluaran untuk makanan, sementara 61,5% merasakan dampaknya pada tagihan listrik.
Lebih dari separuh responden melaporkan bahwa biaya hidup mereka meningkat, dengan kenaikan rata-rata pengeluaran bulanan sebesar ¥9.636.
Terkait beras, yang harganya melonjak di seluruh negeri, 26,4% responden mengatakan mereka menghindari membeli bahan pokok tersebut karena harga yang terlalu tinggi. Ketika ditanya tentang harga beras yang dianggap wajar untuk 5 kilogram, 34% menjawab ¥2.000 atau kurang, menjadikannya pilihan terbanyak.
Sementara itu, survei juga menunjukkan bahwa hanya 14,3% responden memperkirakan pendapatan tahunan mereka akan meningkat dibanding tahun lalu, sedangkan 77,9% yakin penghasilannya akan tetap sama.
Hasil ini menunjukkan adanya kesenjangan besar antara tingkat inflasi dan pertumbuhan pendapatan di Jepang.
Untuk menghemat uang, 75,6% dari mereka yang terdampak inflasi mengatakan telah mengurangi pengeluaran. Dalam pertanyaan pilihan ganda, bidang pengeluaran yang paling banyak dikurangi adalah makanan (49,2%), diikuti oleh pakaian dan hobi.
Beberapa komentar dari responden mencerminkan kekhawatiran ekonomi saat ini. Seorang wanita berusia 20-an tahun mengatakan, “Saya ingin gaji saya naik karena harga-harga terus meningkat,” sementara seorang pria berusia 40-an tahun menyatakan, “Saya berharap ada pemotongan pajak agar pendapatan bersih saya meningkat.”
Komentar lain menyinggung kekhawatiran akan masa depan, membuat sebagian orang enggan untuk membelanjakan uang mereka.
Sumber;
https://www.japantimes.co.jp/