Kisah Ujang, Eks Buruh Jepang Bisnis Beras Beromzet Rp 2 M Per Bulan
20 Jan 2025 - oleh : KarirJepang.id
20 Jan 2025 - oleh : KarirJepang.id
Ujang Ahmad (56 tahun), mantan pekerja migran Indonesia asal Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi, kini sukses dalam usaha beras organik. Ia memiliki ilmu untuk mengembangkan usahanya itu saat bekerja di Jepang.
Pada tahun 1997 hingga tahun 2000, Ujang mengadu nasib di negeri matahari terbit sebagai buruh pabrik, namun di hari Sabtu dan Minggu, ia selalu menyempatkan untuk belajar cara dan pengelolaan di negara tersebut. “Saya awalnya ingin meningkatkan taraf hidup di kampung, berangkat magang ke Jepang selama 3 tahun. Punya moto, berangkat kuli pulang harus juragan,” kata Ujang saat ditemui Kompas.com pada Jumat (17/1/2025) di Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi.
Saat pulang ke Indonesia, Ujang kemudian perlahan merintis usaha pertanian yang kini membuatnya bisa memproduksi beras organik.
Ilmu yang didapat Ujang pun kemudian diaplikasikan dalam lahan pertaniannya, termasuk dengan mengukur panjang pendeknya padi yang ia tanam. “Kita dari pengelolaan pasti dicatat, apa yang kita lakukan pasti dicatat, termasuk memberi pupuk juga kita catat.
Selain itu, kalau ada hama, kita catat ada hama apa saja, terus penanganannya gimana kita lakukan, dan nanti setelah 3 hari kita cek hama tinggal apa saja, terus 1 minggu dilihat dan dicatat perkembangannya,” lanjut Ujang. Kini telah ada lebih dari 20 perusahaan yang bermitra dengan Ujang, termasuk Bulog.
Omset penjualannya per bulan bisa mencapai Rp 2 miliar. Dari 20 perusahaan tersebut, Ujang mengaku tidak hanya sekadar menjual beras, dirinya juga selalu melatih dan menjadi mentor dalam pengelolaan pertanian modern. “Kalau saya bukan masalah beras saya laku atau tidaknya, apalagi kalau sekadar menjual beras, yang penting kalau saya ilmu yang saya punya tersampaikan, ilmunya itu bisa bermanfaat,” jelas Ujang.
Kini, Ujang memperkerjakan 10 orang untuk membantu memproduksi beras yang ia namai beras pulen Mekartani Sukabumi. Para pekerjanya itu belum termasuk pekerja tim pengangkut dan distribusi.
Ujang Ahmad selaku mantan pekerja migran berpesan kepada khalayak luas yang masih bekerja di luar negeri agar pandai mengatur pengeluaran dan pemasukan. Sebab, menurut Ujang, manajemen keuangan sangat penting dilakukan kala bekerja di luar negeri. “Ya, semuanya itu dicatat, termasuk pengeluaran dan pemasukan itu kita catat,” papar Ujang. Ujang menyebut bahwa selain mencatat pengeluaran dan pemasukan, ia juga berharap para pekerja migran sudah tahu apa yang harus dilakukan setelah pulang kembali ke Indonesia.
Ia berharap para pekerja migran bisa menciptakan lapangan kerja di kampung halamannya. “Pilihan dikembalikan kepada masing-masing orang, apakah setelah kita bekerja ke luar negeri dan kembali ke Indonesia hanya untuk foya-foya, terus kembali bekerja ke luar negeri, atau kita mau membangun usaha dan menjadi juragan,” tegas Ujang.
Sumber;
https://bandung.kompas.com/