Indonesia dan Jepang Gali Sisa Jenazah Prajurit Jepang yang Gugur di Masa Perang
28 Aug 2025 - oleh : KarirJepang.id
28 Aug 2025 - oleh : KarirJepang.id
Pulau Wakde, Indonesia – Tim gabungan Jepang dan Indonesia tengah melakukan survei kolaboratif pertama antara kedua negara untuk menemukan sisa jenazah prajurit Jepang yang gugur di Pulau Wakde, Indonesia timur, pada masa Perang Dunia II. Dalam penggalian tersebut, tim berhasil menemukan sisa jenazah dari dua individu.
Menurut pemerintah Jepang, jenazah yang ditemukan bersama anggota keluarga prajurit yang ditinggalkan itu akan melalui proses identifikasi DNA sebelum dipulangkan ke Jepang. Diperkirakan sekitar 600 prajurit Jepang gugur dalam pertempuran terakhir di pulau tersebut, yang direbut oleh militer Amerika Serikat pada Mei 1944.
Hanya segelintir prajurit Jepang yang selamat dari pertempuran di pulau itu, yang saat itu menjadi lokasi pangkalan udara militer kekaisaran Jepang. Sebelum survei bersama ini, Jepang pernah melakukan penggalian pada 2004 dan berhasil menemukan 16 set jenazah.
Aktivitas penggalian dilaporkan oleh Kyodo News berlangsung di bawah terik matahari pada akhir Juli hingga awal Agustus di Pulau Wakde, Provinsi Papua, dengan melibatkan para arkeolog, keluarga korban, serta warga lokal. Para penggali mengenakan masker untuk mencegah keringat menetes ke artefak yang ditemukan di lereng dekat titik pendaratan pasukan Amerika, yang kemungkinan merupakan parit garis depan tentara Jepang. Mereka memeriksa tanah dengan sangat teliti.
Arkeolog dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Marlin Tolla, menjelaskan bahwa awalnya tim menduga hanya ada satu jenazah di area yang digali pada 31 Juli, namun ternyata terdapat dua.
“Posisi jenazah keduanya bertumpuk, dengan kepala individu kedua berada di atas kaki individu pertama,” ujarnya.
Salah satu anggota keluarga korban, Ryoko Hidehira (84), yang belum pernah menemukan jasad ayahnya yang gugur di Papua Barat, ikut serta dalam penggalian. Warga Kasaoka, Prefektur Okayama itu telah berpartisipasi dalam upaya pemerintah Jepang untuk mencari jenazah tentara yang gugur di luar negeri sejak 1996, dan sudah melakukan perjalanan ke banyak negara.
Sambil membawa kuas kecil, Hidehira dengan lembut membersihkan debu dari tulang belulang dan berbisik:
“Maaf sudah begitu lama. Mari pulang bersama.”
Usai penggalian, ia mempersembahkan butir-butir beras di lokasi tersebut dan mengheningkan cipta untuk para korban perang.
Para arkeolog memperkirakan jenazah yang ditemukan adalah laki-laki berusia 20–30 tahun. Salah satunya menunjukkan luka parah di tengkorak, kemungkinan akibat pertempuran. Di sekitar lokasi juga ditemukan serpihan peluru, lebih dari selusin amunisi, potongan logam berbentuk J yang diduga paku sepatu militer Jepang, sebuah granat, dan bayonet.
Lokasi penguburan pertama kali diketahui secara tidak sengaja oleh warga lokal yang sedang menggali tanah di belakang rumahnya, menurut tim penggalian.
Seorang pejabat dari Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang menyampaikan bahwa semakin sulit bagi anggota keluarga korban perang yang sudah lanjut usia untuk terlibat langsung dalam penggalian di luar negeri, sehingga perlu melibatkan lebih banyak pakar profesional.
Menurut data kementerian, sekitar 53.000 prajurit Jepang gugur di wilayah Nugini (Papua) Indonesia, dan sekitar 20.000 di antaranya masih belum ditemukan.
Sumber;
https://english.kyodonews.net/