Top
62-857-1862-8391 - Alya
news

Harga Beras Melejit Bikin Petani Jepang Pening-Pemerintah Tertekan

13 Jun 2025 - oleh : KarirJepang.id


Harga Beras Melejit Bikin Petani Jepang Pening-Pemerintah Tertekan

Harga beras yang melonjak tajam di Jepang memicu krisis politik baru menjelang pemilu. Di tengah ladang padi yang tampak tenang, keresahan petani dan konsumen makin terasa. Pemerintah pun harus turun tangan menggelontorkan stok darurat.


Harga beras eceran naik hampir dua kali lipat dalam setahun terakhir, menyentuh 4.285 yen (Rp483 ribu) per 5 kilogram di Mei lalu. Meski kini sedikit menurun, kemarahan publik belum mereda.


Satoshi Yamazaki, petani padi di Niigata, merasakan tekanan itu. "Ada kesenjangan besar antara harga di toko dan yang kami terima sebagai petani. Kami bukan yang menikmati lonjakan harga ini," ujarnya kepada AFP, Kamis (12/6/2025).


Yamazaki menanam 10% padinya secara organik, menggunakan bebek sebagai pengendali hama alami. Meski unik, keuntungan tetap tipis.


"Masyarakat ingin beras murah dan berkualitas tinggi, tapi itu ilusi," katanya. "Saya harap ini jadi momen untuk memahami apa yang dibutuhkan untuk menanam sebutir beras."


Tekanan Terhadap Pemerintah


Untuk meredam kemarahan konsumen, pemerintah Perdana Menteri Shigeru Ishiba mulai menjual beras cadangan nasional secara langsung ke pengecer. Ini merupakan langkah yang biasanya hanya dilakukan saat bencana.


Namun solusi ini dikritik. Beras cadangan disebut-sebut sebagai "beras tua" oleh oposisi dan warganet, bahkan dibandingkan dengan pakan ternak.


Sementara itu, Menteri Pertanian Shinjiro Koizumi menegaskan bahwa pemerintah sedang mempercepat penyaluran cadangan beras demi menstabilkan harga. "Kami tak bisa membiarkan rakyat menderita akibat inflasi bahan pokok," tegasnya.


Kenaikan harga beras diperparah oleh cuaca ekstrem, aksi penimbunan, dan panic buying setelah pemerintah mengeluarkan peringatan gempa tahun lalu. Popularitas beras lokal juga naik karena harga impor meroket, ditambah ledakan wisatawan yang ikut meningkatkan konsumsi.


Namun akar masalah sebenarnya lebih dalam: kebijakan pemangkasan lahan pertanian padi yang telah berjalan sejak 1971.


"Kami telah memangkas sawah selama 55 tahun dan itu menghancurkan pertanian Jepang," kata Toru Wakui, ketua kelompok tani di Akita.


Ia mendesak pemerintah untuk segera membalik arah kebijakan dan memperluas lahan tanam. Wakui juga menyarankan agar Jepang mendukung generasi muda untuk terjun ke pertanian melalui skema investasi rendah dengan bantuan sektor swasta.


Sementara itu, Kazunuki Oizumi, profesor emeritus Universitas Miyagi, menyebut 80% petani padi di Jepang bekerja paruh waktu dengan lahan sempit dan pendapatan utama berasal dari pekerjaan lain atau pensiun.


Di sisi lain, krisis harga beras ini turut menyeret popularitas Perdana Menteri Ishiba ke titik terendah sejak menjabat Oktober lalu. Inflasi dan beban hidup yang meningkat menjadi isu utama menjelang pemilu Majelis Tinggi bulan depan.


Ishiba menyatakan bahwa peningkatan produksi adalah salah satu opsi untuk menurunkan harga, namun ia menekankan pentingnya ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.





Sumber;

https://www.cnbcindonesia.com/

map
KarirJepang blog

other_news

blog

Gaji "0" karena Potongan Gaji: Perempuan...

Seorang perempuan asal Myanmar (28 tahun) yang datang ke Jepang melalui skema visa Tokutei Ginou (SS...

blog

Seven-Eleven Jepang Ujicoba Pengiriman D...

Seven-Eleven Japan Co. sedang menguji layanan pengiriman tanpa awak menggunakan robot otonom di jala...

blog

Indonesia Ingin Bangkitkan Kembali Ekspo...

Indonesia kembali menegaskan komitmennya sebagai pemain utama di pasar kopi global dengan memperkuat...

blog

Vending Machine Dirusak di Bandara Jepan...

Sebuah video viral di Jepang baru-baru yang menunjukan seorang WNA sedang merusak beberapa mesin pen...

blog

Lawson Dan KDDI Buka Toko Futuristik Per...

Perusahaan jaringan minimarket Lawson Inc. bersama raksasa telekomunikasi KDDI Corp. telah membuka t...

blog

Pria WNI Di Fukuoka Ditangkap Karena Men...

Kepolisian Tosu pada 22 Juni 2025 mengumumkan penangkapan seorang pria warga negara Indonesia (26), ...