Jumlah Siswa Menyusut, Sekolah di Kota Kobe Ini Hapus Program Ekstrakulikuler Dan Tawarkan Solusi Baru!
20 Dec 2024 - oleh : KarirJepang.id
20 Dec 2024 - oleh : KarirJepang.id
Kota Kobe telah mengumumkan perubahan besar dalam sistem pendidikan mereka dengan menghapus seluruh kegiatan ekstrakurikuler di sekolah menengah pertama negeri. Keputusan ini akan mulai berlaku pada tahun ajaran baru musim semi mendatang dan dijadwalkan selesai sepenuhnya pada Agustus 2026.
Dewan Pendidikan Kota Kobe menyebut dua faktor utama sebagai alasan penghapusan ini:
1. Penurunan Jumlah Siswa
Dengan tingkat kelahiran yang terus menurun di Jepang, sulit bagi sekolah untuk mengelola kegiatan olahraga dan klub budaya. Beberapa sekolah tidak memiliki cukup anggota untuk membentuk tim yang memadai, sehingga penggunaan fasilitas besar menjadi tidak efektif.
2. Beban Kerja Guru
Guru di Jepang terkenal memiliki jam kerja yang panjang, dan pengawasan kegiatan ekstrakurikuler, termasuk pada akhir pekan, memperburuk tekanan tersebut.
Sebagai pengganti kegiatan ekstrakurikuler sekolah, Kobe akan memperkenalkan sistem Kobe Katsu. Sistem ini memungkinkan organisasi olahraga dan budaya lokal yang tidak terkait dengan sekolah untuk menggunakan fasilitas sekolah seperti lapangan olahraga dan aula.
Melalui Kobe Katsu, siswa dapat bergabung dengan program yang lebih sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka, seperti:
1. Pilihan olahraga atau seni yang tidak tersedia di sekolah.
2. Menghindari pelatih atau pembimbing yang bersikap kasar karena siswa dapat memilih organisasi lain.
3. Mengurangi stigma bagi siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
Meski menawarkan kebebasan lebih bagi siswa, sistem ini menimbulkan kekhawatiran tentang potensi peningkatan biaya partisipasi. Jika organisasi dalam sistem Kobe Katsu bukan entitas publik atau nirlaba, orang tua mungkin harus membayar lebih untuk partisipasi anak mereka.
Namun, Kepala Dewan Pendidikan Kobe, Yasunori Fukamoto, tetap optimis. “Kami berharap sistem ini memungkinkan siswa membuat pilihan sendiri tentang bagaimana mereka menghabiskan waktu mereka sesuai dengan keadaan masing-masing,” ujarnya.
Dengan sistem baru ini, Kobe menjadi kota pertama di Jepang yang mengadopsi model ini. Perubahan ini diharapkan menciptakan keseimbangan antara kualitas pendidikan dan kesehatan mental guru.
Sumber: Yahoo.jp.id