Jepang Percepat Sistem Izin Masuk Digital Di Bandara Untuk Turis Asing, Cegah Overstay & Terorisme.
28 Apr 2025 - oleh : KarirJepang.id
28 Apr 2025 - oleh : KarirJepang.id
Jepang akan mempercepat penerapan sistem otorisasi perjalanan elektronik mirip ESTA milik Amerika Serikat ke tahun fiskal yang berakhir Maret 2029, lebih cepat dari rencana semula yaitu tahun 2030. Langkah ini dilakukan untuk mengatasi lonjakan kunjungan wisatawan asing yang terus meningkat secara signifikan.
Menteri Kehakiman Keisuke Suzuki menyampaikan dalam sidang Komite Urusan Yudisial DPR Jepang:
“Kami berharap bisa mencegah masuknya warga negara asing yang tidak diinginkan, seperti teroris atau mereka yang menyalahgunakan izin tinggal jangka pendek menjadi overstay.”
Pada saat yang sama, Suzuki menekankan bahwa sistem ini juga akan mempermudah proses imigrasi:
“Dengan meningkatnya jumlah wisatawan, penting juga untuk mempercepat dan menyederhanakan proses masuk ke Jepang demi mendukung pariwisata.”
Sistem ini akan memungkinkan wisatawan bebas visa untuk mengajukan sertifikasi secara online sebelum datang ke Jepang. Sertifikasi akan mencakup detail perjalanan dan digunakan sebagai syarat masuk negara.
Keunggulan sistem:
- Imigrasi tanpa petugas: Wisatawan dapat masuk melalui gerbang otomatis di bandara.
- Penguatan keamanan: Sistem ini juga dirancang untuk menolak masuk individu dalam daftar hitam, sebagai bagian dari upaya pencegahan terorisme.
Jepang mencatat rekor 36,78 juta wisatawan asing pada tahun 2024, jauh melebihi proyeksi awal. Dengan target jangka panjang mencapai 60 juta pengunjung per tahun pada 2030, pemerintah merasa perlu mempercepat jadwal peluncuran sistem ini.
Sebagai pembanding, negara-negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, Korea Selatan, dan Inggris telah menerapkan sistem serupa, dan Uni Eropa berencana menerapkannya pada 2026.
Hingga Januari lalu, Kementerian Kehakiman Jepang mencatat sebanyak 74.863 orang asing berstatus overstay ilegal. Dengan sistem baru ini, diharapkan Jepang dapat menyaring lebih baik calon pengunjung, tanpa menghambat pertumbuhan sektor pariwisata.
Source : japantoday