Top
62-878-1568-4965 - Arisyi
news

Harga Beras di Jepang Terus Naik, Ini Penyebabnya

21 Apr 2025 - oleh : KarirJepang.id


Harga Beras di Jepang Terus Naik, Ini Penyebabnya

Pemerintah Jepang kembali mengeluarkan 100.000 ton beras dari cadangan nasional untuk mengatasi lonjakan harga pada Rabu (09/04) lalu. Rencananya, pemerintah akan mengeluarkan cadangan beras nasional untuk diedarkan setiap bulan hingga bulan Juli mendatang. Ini merupakan ketiga kalinya pemerintah mengeluarkan cadangan beras nasional untuk menstabilkan harga, namun nyatanya lonjakan harga beras tetap terjadi.


Menurut keterangan dari Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, harga rata-rata lima kilogram beras di supermarket telah mencapai lebih dari 4.000 yen atau setara Rp 477.740 (kurs 21 April 2025).


Kelangkaan beras yang terjadi sejak musim panas tahun 2024 membuat harga kebutuhan pokok ini terus naik dan berdampak besar pada anggaran rumah tangga. Meski kini kelangkaan beras telah berkurang, ada beberapa penyebab yang membuat harga beras tetap mahal.


Pemerintah yang abai terhadap lahan pertanian dan meremehkan jumlah permintaan beras menjadi penyebabnya. Menurut Kunio Nishikawa dari Universitas Ibaraki, saat ini pemerintah telah mengendalikan volume produksi peras secara tidak langsung melalui subsidi dan intruksi terhadap pemerintah daerah serta koperasi pertanian.


Kebijakan untuk mengurangi area tanam padi seolah dihapus pada tahun 2018, namun kini pemerintah secara efektif menyesuaikan volume produksi untuk mempertahankan harga tetap tinggi.


Stagnasi ekonomi Jepang yang panjang dan konsumen yang menginginkan harga rendah tentu tidak memungkinkan untuk menaikkan harga beras. “Meski produktivitas meningkat, penurunan harga beras tentu akan meninggalkan produsen dengan sedikit keuntungan.”


Permintaan jumlah beras di Jepang juga dilaporkan turun sekitar 100.000 metrik ton setiap tahun karena adanya diversifikasi kebiasaan makan, namun permintaan beras diperkirakan mencapai 7 juta ton pada Juli 2023 dan Juni 2024, hal ini menunjukkan bahwa permintaan beras masih cukup tinggi. Sayangnya, jumlah beras yang diproduksi di tahun 2023 hanya 6,6 juta ton, jauh lebih rendah dari yang dibutuhkan.


Menurut Satoshi Fukutomi selaku reporter bisnis untuk Mainichi Shimbun, sistem pertanian berkelanjutan dan memperluas ekspor beras dapat menjadi solusi. Kedua solusi ini dapat memelihara sawah dan mencegah penurunan kapasitas produksi.


Pemerintah juga perlu mempertimbangkan untuk merevisi kebijakan pengurangan area tanam padi agar produsen dapat mengambil langkah yang efektif sesuai dengan penilaian manajemen sendiri.





Sumber;

https://mainichi.jp/

map
KarirJepang blog

other_news

blog

Ribuan Pengunjung Osaka Expo 2025 Terjeb...

Sekitar 4.000 pengunjung Osaka Expo 2025 terjebak di Stasiun Yumeshima pada Selasa (22/04) lalu akib...

blog

Suhu Lebih Panas di Seluruh Jepang mulai...

Pejabat Badan Meteorologi Jepang mengatakan cuaca akan lebih panas dari biasanya di seluruh negeri i...

blog

Kasus Batuk Rejan Di Jepang Capai Rekor ...

Kasus batuk rejan di Jepang mencapai rekor tertinggi selama tiga pekan berturut-turut. Batuk rejan a...

blog

Sopir Bus di Kyoto 'Dimiskinkan' usai Cu...

Seorang sopir bus di Kyoto telah kehilangan seluruh dana pensiunnya setelah tertangkap basah mencuri...

blog

Innalillahi, Terjadi Kebakaran Di Klinik...

Pada tanggal 15 April, sebuah kebakaran terjadi di sebuah klinik hewan di Kota Kanazawa dan menyebab...

blog

Rekor Baru! Jepang Tembus 10 juta Wisata...

Jepang mencatat lonjakan wisatawan asing tercepat sepanjang sejarah, melampaui angka 10 juta pengunj...