Ekonomi Jepang Tumbuh Melambat di Kuartal II 2024
10 Sep 2024 - oleh : KarirJepang.id
Tokyo: Perekonomian Jepang tumbuh sedikit lebih lambat dibandingkan laporan awal pada kuartal kedua 2024.
Ekonomi Jepang tertekan oleh revisi setelah lemahnya pengeluaran perusahaan dan rumah tangga yang mengindikasikan sulitnya kondisi ekonomi bagi konsumsi dan rencana kenaikan suku bunga bank sentral.
Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang tumbuh sebesar 2,9 persen per tahun pada kuartal April-Juni dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya. Hal ini dibawah bila dibandingkan dengan perkiraan median ekonom sebesar 3,2 persen pertumbuhan dan kenaikan 3,1 persen dalam estimasi awal.
Angka revisi untuk ekonomi terbesar keempat di dunia tersebut diterjemahkan menjadi ekspansi kuartal ke kuartal sebesar 0,7 persen dalam istilah yang disesuaikan dengan harga, dibandingkan dengan kenaikan 0,8 persen yang dikeluarkan bulan lalu.
"Perekonomian secara keseluruhan stagnan sejak paruh kedua 2023 meskipun akhirnya pulih pada April-Juni," kata Ekonom di Nomura Securities Kengo Tanahashi, dilansir Channel News Asia, Senin, 9 September 2024.
Komponen belanja modal PDB, barometer kekuatan yang didorong oleh permintaan swasta, naik 0,8 persen pada kuartal kedua, direvisi turun dari kenaikan 0,9 persen pada estimasi awal. Para ekonom memperkirakan kenaikan 1,0 persen.
Konsumsi swasta, yang menyumbang lebih dari separuh perekonomian Jepang, meningkat 0,9 persen, dibandingkan pembacaan awal pertumbuhan 1,0 persen.
Para analis memperkirakan ekonomi Jepang akan terus membaik secara bertahap didukung oleh tren positif dalam upah serta pengeluaran pribadi dan perusahaan, sementara risiko tetap ada dari faktor eksternal seperti potensi perlambatan ekonomi AS dan Tiongkok.
Perekonomian mungkin menunjukkan tanda-tanda kehilangan momentum pada kuartal saat ini, kata Tanahashi dari sekuritas Nomura, mengutip data pengeluaran rumah tangga pada Juli yang lebih lemah dari perkiraan yang dirilis minggu lalu.
"Data pengeluaran rumah tangga Juli mengecewakan, paling tidak, dan kenaikan upah (riil) pada Juni dan Juli lebih didorong oleh bonus musim panas daripada kenaikan gaji pokok," katanya.
"Kemungkinan momentum konsumsi swasta pada periode Juli-September akan lebih lemah dari yang diharapkan telah meningkat." tambah dia.
Permintaan eksternal, atau ekspor dikurangi impor, memangkas pertumbuhan sebesar 0,1 poin persentase, tidak berubah dari pembacaan awal. Di sisi lain, permintaan domestik berkontribusi sebesar 0,8 poin persentase.
Meskipun data PDB kuartal kedua yang direvisi kemungkinan besar tidak akan banyak memengaruhi pengambilan keputusan BOJ saat ini, para ekonom mengatakan data terkini tentang pengeluaran mengaburkan jalan menuju rencana kenaikan suku bunga bank sentral.
BOJ pada Juli menaikkan suku bunga acuan menjadi 0,25 persen dari 0-0,1 persen, dan pasar mencari petunjuk mengenai waktu langkah selanjutnya.
Tak satu pun ekonom yang disurvei Reuters bulan lalu meramalkan kenaikan suku bunga pada pertemuan penetapan kebijakan berikutnya pada 19-20 September 2024. Sementara mayoritas mengantisipasi pengetatan pada akhir tahun.
Bank of Japan (BoJ) sangat ingin melihat peningkatan yang konsisten dalam permintaan domestik karena berfokus pada keluar dari program stimulus moneter selama satu dekade dan menaikkan suku bunga lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang.
Sumber;
https://www.metrotvnews.com/