Ekonomi Jepang Ambruk, Cuma Tumbuh 0,1% di 2024
18 Feb 2025 - oleh : KarirJepang.id
Jakarta: Pertumbuhan ekonomi Jepang melambat di 2024. Produk Domestik Bruto (PDB) riil Negeri Sakura tersebut cuma tumbuh 0,1 persen di sepanjang 2024, ambruk dari pertumbuhan 1,5 persen di 2023.
Sejatinya, ekonomi Jepang tumbuh lebih baik di kuartal IV-2024 dengan pertumbuhan ekonomi mencapai meningkat 2,8 persen secara tahunan. Angka tersebut juga tumbuh 0,7 persen dari kuartal sebelumnya.
Pertumbuhan pada kuartal keempat melebihi ekspektasi pasar. Pengeluaran konsumen, yang menyumbang lebih dari setengah PDB, naik 0,1 persen untuk kuartal tersebut, mempertahankan pertumbuhan positif untuk kuartal ketiga berturut-turut.
Melansir laman Xinhua, Senin, 17 Februari 2025, Pemerintah Metropolitan Tokyo memperluas program subsidi untuk peralatan rumah tangga hemat energi pada Oktober 2024, yang menyebabkan peningkatan pembelian barang-barang seperti lemari es dan pendingin udara (AC).
Selain itu, permintaan untuk penginapan tetap kuat karena jadwal liburan yang menguntungkan menjelang akhir tahun dan tahun baru. Konsumsi beras dan sayuran, yang terus terpengaruh oleh kenaikan harga, menunjukkan kelemahan, yang menjadi faktor penghambat konsumsi pribadi.
Investasi peralatan meningkat
Dalam hal permintaan sektor swasta, investasi peralatan meningkat sebesar 0,5 persen. Permintaan untuk industri terkait semikonduktor, yang menyebabkan pembangunan pabrik baru di Jepang, merupakan pendorong utama, dan pesanan peralatan manufaktur semikonduktor kuat.
Selain itu, ada investasi baru di bidang teknik pabrik dan investasi yang stabil terus berlanjut di peralatan terkait perangkat lunak, seperti yang ditunjukkan oleh data tersebut.
Data yang lebih kuat dari yang diharapkan mendorong ekspektasi untuk kenaikan suku bunga yang berkelanjutan oleh Bank of Japan (BOJ), yang menyebabkan penguatan yen. USD/JPY telah turun dari kisaran 152,30 yen menjadi sekitar 151,70 yen.
Bulan lalu, BOJ menaikkan suku bunga kebijakan ke level tertinggi dalam 17 tahun, menandai langkah lain untuk membatalkan stimulus moneter ultra-longgarnya yang telah lama berlangsung. Langkah ini menandai kenaikan suku bunga ketiga sejak BOJ mengakhiri kebijakan suku bunga negatifnya pada Maret 2024 dan telah membawa suku bunga kebijakan ke level tertingginya sejak Oktober 2008.
Gubernur BOJ Kazuo Ueda telah menekankan strategi yang hati-hati dan bertahap untuk menilai dampak kenaikan suku bunga sambil mempertahankan fleksibilitas dalam keputusan mendatang.
BOJ telah berjanji jika prospek ekonomi dan inflasi terwujud, suku bunga akan terus dinaikkan sejalan dengan situasi. Mengenai kecepatan dan waktu kenaikan di masa depan, Ueda menekankan setiap langkah akan bergantung pada kondisi ekonomi, harga, dan keuangan, karena keputusan akan didasarkan pada data dan informasi terbaru yang tersedia pada setiap pertemuan kebijakan. (Laura Oktaviani Sibarani)
Source: Metrotvnews