Top
62-821-1803-3824 - Nabila
news

Anak-Anak Jadi Ancaman "Kiamat" Baru di Jepang

08 May 2024 - oleh : KarirJepang.id


Anak-Anak Jadi Ancaman "Kiamat" Baru di Jepang

Di tengah kepadatan Tokyo dan Shibuya yang sesak dengan pengunjung, tersembunyi sebuah kenyataan kelam. Jumlah anak-anak di Jepang telah mencapai rekor terendah dalam sejarah Jepang. Kondisi ini menjadi pengingat pahit akan tantangan demografi yang dapat memberatkan ekonomi Negeri Sakura ke depan.


Kementerian Urusan Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang mengumumkan pada Sabtu lalu (4/5/2024) atau sehari sebelum Hari Anak-anak Jepang dikutip dari The Japan Times, bahwa jumlah anak-anak berusia 14 tahun ke bawah konsisten turun selama 43 tahun berturut-turut menjadi sekitar 14,01 juta jiwa per 1 April. Angka tersebut merosot 330.000 dari tahun sebelumnya, menyentuh level terendah sejak 1950, sebagai tahun dengan data tercatat terakhir yang dapat dibandingkan.


Rasio anak-anak terhadap total populasi Jepang menurun menjadi 11,3%, juga menyentuh level terendah sepanjang masa. Populasi anak laki-laki berada pada angka 7,18 juta, dan anak perempuan sebanyak 6,83 juta.


Populasi total negara ini telah terus menurun sejak sekitar 2010, menyebabkan kekurangan tenaga kerja kronis, sementara rasio lanjut usia yang semakin meningkat di negara ini memberikan tekanan pada pengeluaran medis dan jaminan sosial negara. Situasi ini diperkirakan akan memburuk seiring dengan tingkat kelahiran Jepang yang merupakan salah satu yang terendah di dunia dan tetap jauh di bawah tingkat penggantian.


Menurut perkiraan PBB dan lainnya dengan periode survei yang berbeda, Jepang menjadi negara terendah kedua dalam hal jumlah populasi anak-anak dalam populasi totalnya dari 37 negara dengan lebih dari 40 juta penduduk.


Jepang hanya lebih baik dari Korea Selatan, yang bagian terhadap total populasi sebanyak 11,2%.



Menurut kelompok usia, jumlah anak-anak antara usia 12 - 14 tahun di negara ini mencapai 3,17 juta, diikuti oleh usia 9 - 11 tahun sebanyak 3,05 juta. Anak-anak berusia antara 6 - 8 tahun berjumlah 2,88 juta, dan usia 3 - 5 tahun sebanyak 2,57 juta. Mereka yang berusia di bawah 3 tahun berjumlah 2,35 juta.


Menurut kelompok usia, jumlah anak-anak antara usia 12 - 14 tahun di negara ini mencapai 3,17 juta, diikuti oleh usia 9 - 11 tahun sebanyak 3,05 juta. Anak-anak berusia antara 6 - 8 tahun berjumlah 2,88 juta, dan usia 3 - 5 tahun sebanyak 2,57 juta. Mereka yang berusia di bawah 3 tahun berjumlah 2,35 juta.



Jumlah anak-anak pada tanggal 1 Oktober turun dari tahun sebelumnya di semua 47 prefektur negara ini, dengan Tokyo dan Kanagawa menjadi satu-satunya yang melebihi 1 juta.


Kota Osaka bahkan menunjukkan penurunan di bawah 1 juta untuk pertama kalinya sejak tahun 1970, ketika pengumuman hasil tiap prefektur dimulai.


Okinawa mencatatkan bagian terbesar dari jumlah anak-anak menurut prefektur, sebesar 16,1%, diikuti oleh Shiga dengan 13% dan Saga dengan 12,9%. Akita memiliki bagian terkecil dengan 9,1%, diikuti oleh Aomori dengan 10% dan Hokkaido dengan 10,1%.


Mengatasi tingkat kelahiran rendah Jepang adalah agenda kebijakan utama bagi pemerintahan Perdana Menteri Fumio Kishida.


Pada bulan Desember tahun lalu, Kabinet menyetujui rencana untuk meningkatkan pengeluaran pada langkah-langkah terkait sekitar ¥3,6 triliun (US$23,32 miliar) atau setara dengan Rp 374 triliun setiap tahun selama tiga tahun ke depan. (Kurs: Rp 104,02/JP¥)


Dalam rencana tersebut, pemerintah akan menutupi biaya kuliah hingga ¥540.000 per tahun di universitas negeri dan hingga ¥700.000 di universitas swasta mulai tahun fiskal 2025 untuk rumah tangga berpendapatan rendah dan mereka yang memiliki tiga anak atau lebih, tanpa persyaratan pendapatan untuk memenuhi syarat untuk kelayakan.


Pemerintah juga akan meningkatkan jumlah tunjangan perawatan anak yang diberikan kepada rumah tangga orang tua tunggal untuk anak ketiga dan seterusnya dan meningkatkan batas pendapatan.


Terus melandainya populasi anak-anak ke Jepang tentu saja bisa berdampak terhadap ekonomi Jepang yang merupakan nomor kedua terbesar di Asia. Jepang bahkan sempat terancam resesi tahun ini.


Ekonomi Jepang hanya tumbuh 0,4% pada Oktober-Desember 2023 setelah sempat terkontraksi 3,2% pada Juli-September 2023.


Jepang bahkan kehilangan posisinya sebagai negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia.Raksasa Asia tersebut secara tak terduga melemah.


Dengan penduduk yang semakin sedikit, ekonomi Jepang akan bergantung pada populasi tua yang semakin tidak produktif.


Populasi Jepang Mengkhawatirkan

Selain bergelut dengan rasio anak, Jepang juga menghadapi persoalan besar dalam populasi secara keseluruhan. Institut Riset Kependudukan dan Jaminan Sosial Nasional Jepang, pada April 2023 mengatakan populasi Jepang akan turun di bawah 100 juta pada tahun 2056.


Dengan melihat populasi Jepang yang saat ini ada di kisaran 124,62 juta maka pada 2056 atau dalam 33 tahun mendatang, penduduk Jepang akan berkurang sekitar 25 juta.


Sementara jumlah kelahiran akan turun di bawah 500.000 pada tahun 2059 jika jumlah kelahiran per wanita secara garis besar tidak berubah.


Dalam rencana tersebut, pemerintah akan menutupi biaya kuliah hingga ¥540.000 per tahun di universitas negeri dan hingga ¥700.000 di universitas swasta mulai tahun fiskal 2025 untuk rumah tangga berpendapatan rendah dan mereka yang memiliki tiga anak atau lebih, tanpa persyaratan pendapatan untuk memenuhi syarat untuk kelayakan.


Pemerintah juga akan meningkatkan jumlah tunjangan perawatan anak yang diberikan kepada rumah tangga orang tua tunggal untuk anak ketiga dan seterusnya dan meningkatkan batas pendapatan.


Terus melandainya populasi anak-anak ke Jepang tentu saja bisa berdampak terhadap ekonomi Jepang yang merupakan nomor kedua terbesar di Asia. Jepang bahkan sempat terancam resesi tahun ini.


Ekonomi Jepang hanya tumbuh 0,4% pada Oktober-Desember 2023 setelah sempat terkontraksi 3,2% pada Juli-September 2023.


Jepang bahkan kehilangan posisinya sebagai negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia.Raksasa Asia tersebut secara tak terduga melemah.


Dengan penduduk yang semakin sedikit, ekonomi Jepang akan bergantung pada populasi tua yang semakin tidak produktif.


Jepang mungkin menjadi lebih lemah sebagai bangsa jika populasinya menyusut. Kebijakan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi dalam menghadapi populasi yang menurun perlu segera diimplementasikan untuk menghindari nasib tersebut.


Untuk diketahui, perkiraan populasi Jepang direvisi setiap lima tahun, berdasarkan sensus nasional. Revisi terbaru adalah yang pertama dalam 6 tahun, karena pandemi Covid-19.


Sebelumnya pada tahun 2017 riset kependudukan tersebut memperkirakan populasi Jepang akan turun di bawah 100 juta pada tahun 2053, angka ini tiga tahun lebih awal dari perkiraan terbaru.


Perubahan tersebut dilakukan karena semakin banyaknya warga negara asing yang masuk ke Jepang yang diperkirakan meningkat menjadi 160.000 per tahun dari 70.000 per tahun, menggunakan rata-rata dari tahun 2016 hingga 2019.


Melihat hanya pada populasi kelahiran asli, jumlah orang diperkirakan turun di bawah 100 juta pada tahun 2048, satu tahun lebih awal dari perkiraan sebelumnya. Dengan populasi yang semakin menyusut, status Jepang sebagai raksasa ekonomi dunia pun kini dalam bahaya.


Pertumbuhan PDB Jepang (%, YoY)

map
KarirJepang blog

other_news

blog

3 Siswi SMP Jepang Masuk Rumah Sakit usa...

Tiga siswi SMP di Tokyo dilarikan ke rumah sakit setelah menerima minuman dari orang tak dikenal. Po...

blog

Jepang Akan Pasok Peralatan Pertahanan K...

Pemerintah Jepang berencana memasok peralatan pertahanan kepada Thailand, Tonga, dan enam negara lai...

blog

Harga Beras Mahal, Restoran di Jepang Be...

Ketika harga beras di Jepang mencapai rekor tertinggi, restoran dan perusahaan makanan beralih ke mi...

blog

Industri Hotel Jepang Krisis Tenaga Kerj...

Dengan melonjaknya wisatawan mancanegara ke Jepang, industri perhotelan menghadapi krisis kekurangan...

blog

Lawson Pertimbangkan Pakai Beras Import ...

Lawson Inc., salah satu jaringan convenience store terbesar di Jepang, sedang mempertimbangkan untuk...

blog

Nikmati Kembang Api yang Menakjubkan di ...

Setiap musim panas, Danau Kawaguchiko yang berlatar belakang Gunung Fuji yang menakjubkan di Prefekt...